Kamis, 28 Februari 2013

Gugusan Karst Maros

Baiklah, wahai kalian Goa-goa di Gugusan Karst Maros,  TN Bantimurung, Benteng Fort Rotterdam,  Tana Toraja, kalian akan dapat giliran, setelah saya berlayar ke pulau Panikiang,..liat aja,..

Aku Pulang, Ibuku Tak Senang

Panas terik memaksa aku pulang, tenggorakanku kering, ku jilat kedua sudut bibirku bergantian, sepertinya pecah dan berdarah. Telapak kakiku yang tak beralas, menebal karena kapalan merasakan panas aspal yang menyengat, keringat membasahi pelipis, mengalir kemata terasa perih.


Sampai di rumah kudapati adikku yang baru 4 bulan tergeletak dilantai, memakan jari jemarinya sambil mengeluarkan suara-suara yang aneh dari mulutnya, disampingnya kudapati  ibu yang sedang terlentang, tertidur.

Aku berjinjit masuk, agar tidak membangunkan ibu, kulihat adiku Reni mencuci baju dan popok di kamar mandi yang  sempit, sementara kulihat  piring dan peralatan dapur  berserakan di atas meja belum di rapikan.  Sungguh  pemandangan seperti ini membuatku lelah dan lemas.

Rumah tinggal kami sempit, berdinding triplek dan beratap seng, terbagi menjadi  2 ruangan, ruangan yang pertama berukuran 3x2m, disanalah kami duduk-duduk, makan, tidur, dan kadang-kadang menerima tamu. ruangan lainnya adalah ruangan berukuran 2x2m,  diruangan itu hanya ada 3 kardus tempat meletakkan pakaian. Diruangan ini juga diletakkan meja dan kompor untuk memasak.

Kuambil gelas plastik untuk mengambil air minum yang masih berada di panci, diatas kompor, masih hangat, badanku makin berkeringat deras, kubuka dandang yang masih tertutup, hanya ada sedikit sisa nasi yang menempel kering, kubuka panci satu lagi, tak ada apapun juga, seperti biasa.

“Cari apa? Makanan? Tak ada makanan? sudah kubilang kalau tak bawa uang jangan pulang.” Suara ibu dari ruangan depan membuatku semakin lelah, badanku terasa panas, pipiku panas, kepalaku panas dan mataku juga berair panas, gigiku gemerutuk, menggigil seperti orang kedinginan.

Hampir tiap hari ibu mengata-ngataiku dengan perkataan kasar dan menyakitkan, kalau hanya tak di beri makan tak apalah, asal ibu memperlakukanku dengan baik. Hatiku sakit, seharusnya ibu memberi kami makan, seharusnya ibu memberikan kami pendidikan dan kasih sayang yang baik, tapi tidak. Kalian tak usah tanya kemana bapakku, aku juga tidak pernah tahu siapa bapakku, siapa bapak Reni dan siapa bapak Hendrik, ibu tidak pernah menikah.

Kukeluarkan recehan hasil upah menjual Koran yang kuambil dari kios buku Mas Prapto pagi tadi. biasanya kurapikan dulu sebelum kuberikan pada ibuku, tapi kali ini beberapa recehan kumal dan  segenggam koin kulemparkan kemuka ibuku, aku marah, aku pergi dan berjanji tak akan pernah kembali.

Sejak itu, tak pernah aku menjumpai ibu lagi, aku pergi kemana kaki membawaku pergi, aku bekerja membersihkan gerbong kereta kelas ekonomi, menyinggahi kota-kota kecil setiap kali kereta berhenti, dari stasiun satu ke stasiun yang lainnya. Aku hidup dengan keras, terkadang aku berkelahi, sesekali mencuri karena terpaksa dan dipaksa, usiaku masih 8 tahun, aku tidak sekolah, aku harus bekerja menghidupi ibu dan kedua adikku.

Setiap bulan aku mampir kekampungku, di depan gang aku menemuai adikku Reni, tanpa pernah ingin menginjakkan kaki ke rumah lagi, meski rindu pada ibuku begitu besar, rindu menatap matanya, rindu bantal kami yang kumal, rindu pada lantai ubin yang lembab dan dingin.

Kuusap rambut adikku Reni yang kusam dan merah, ku berikan dia satu kantung tas plastik berisi, beras, kopi , gula  dan dua bungkus mi instant rasa soto. Kuselipkan  uang limabelas ribu di tangannya. Ku usap pipi Hendrik adikku yang dulu ketika aku pergi masih berumur 4 bulan, kini sudah berumur 2 tahun di gendongan Reni, badannya kurus, pipinya tirus, matanya cekung, rambutnya tumbuh tipis, berwarna merah dan  jarang.

 “Mas,..pulang Mas,..” bisik Reni dengan mata berkaca-kaca,..

“Mas nggak akan pulang, sebelum membawa banyak uang untuk Ibu.” Jawabku dengan pandangan jauh kearah ujung gang.

“Tapi Ibu sudah berpulang, seminggu yang lalu, Ibu sudah tidak butuh uang Mas.” terbata-bata Reni berucap, air mata mengalir dari kedua matanya.

Aku tertunduk, mendekap erat kedua adikku, dan menangis.


Tentang Rangga 
Panjang jiwo, 19 September 1999





Rabu, 27 Februari 2013

Karst Maros, Gugusan Gunung Batu Terindah Dan Terbesar Kedua Di Dunia

Kemarin saya melihat gugusan bebatuan yang berwarna hijau, berderet memanjang bagaikan benteng pertahanan alami yang di buat oleh alam, sebenarnya sudah dua kali saya lewat melewati gugusan bebatuan ini, yang pertama saya lihat waktu perjalanan pulang dari kabupaten Pangkeb menuju Makassar, melewati jalan Trans Sulawesi. dan yang kedua perjalanan pulang dari Kabupaten Barru, menuju Makassar. Saya memandang gugusan Gunung tadi mirip Karst, gugusan pegunungan kapur di Gunung Kidul dan Pacitan, tapi kali ini yang saya lihat jauh lebih indah, bahkan saya melihat ada salah satu gunung yang menyerupai Sepatu.

Wah, indahnya,..ternyata yang saya pandangi dengan takjub itu adalah Karst Maros yang sudah sangat terkenal, denger-denger Kawasan Karst Maros-Pangkep merupakan bentang alam karst kedua di dunia setelah bentang alam karst yang ada di China bagian selatan. 

Kawasan Karst yang barusan saya pandangi dari jalan trans Sulawesi ini landscapenya luarbisa, kabarnya kalo kita mendekat bisa melihat yang lebih spesifik lagi, kabarnya lagi Goa disana memiliki  ornamen Goa terindah, bahkan diakui dunia internasional sebagai fenomena alam yang layak dijadikan sebagai salah satu kekayaan dunia, “The Spectacular Tower Karst”.  

Teman saya sempat bilang sih soal Bantimurung yang terkenal itu, tapi nggak nyangka kalo ada di sekitar gugusan karst yang saya pandangi itu, “The Kingdom Of Butterfly” katanya. ya,..saya pernah liat di tivi, dan nggak pernah ngimpi bisa melihatnya langsung.

Subhanallah,...saya nangis bombay,...pokoknya besok kalo ke pangkeb, atau Barru, mobil harus mau saya belokkan kesana. harus!!! 


 



Selasa, 26 Februari 2013

cerita hikmah TIGA EKOR ANAK KUCING



Suatu sore, anak-anak di kampung tambak sedang asyik bermain bola di gang.  Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Secepat kilat mereka pun berhamburan untuk berteduh. Tiga anak lari ke teras rumah Pak Jaelani, Mereka adalah Sokran, Rombeng, dan Thole. Di teras rumah pak Jaelani ternyata sudah ada 3 ekor anak kucing yang sudah lebih dulu berteduh. Ketiga anak kucing itu basah kuyup sama seperti Sokran, Thole, dan Rombeng.


Ketiganya merasa kasihan dengan anak-anak kucing yang mulai menggigil itu. Mereka ingin sekali menolongnya. Akhirnya mereka sepakat untuk merawat masing-masing satu. Sebelum membawa pulang, mereka memberi nama kucing-kucing mereka. Sokran memberi nama Moli; Rombeng memberi nama Joni, dan Thole menamai kucingnya Anjie.


Satu tahun lewat sudah. Kucing-kucing tersebut bertambah besar...
Thole membesarkan kucingnya dengan sangat manja. Diajarin e’e di kamar mandi, dimandiin, disisirin, didandani, diberi parfum, bahkan diberi makan secara rutin di tempat khusus. Tidak tanggung-tanggung: Si Anjie disuapin!!!. Maklum, Anjie ini kucing cewek.


Berbeda dengan Thole, Rombeng mengajari kucingnya berburu tikus. Tiap hari dan tiap saat, jika Rombeng sempat, Si Joni diajari menangkap tikus, sehingga Joni menjadi pemburu yang handal. Maklum, di rumah Rombeng banyak sekali Tikus, jadi Rombeng memanfaatkan kucingnya untuk membasmi tikus. Agar disiplin, Rombeng mengajarinya dengan sangat keras. Jika satu malam tidak dapat tikus, maka Si Joni pun dihukum: mulai dari dipukul hingga diguyur air ledeng. Mungkin Rombeng ini cita-citanya mau jadi tentara.


Sokran seolah cuek dengan kucingnya. Si kucing tumbuh dewasa secara alami. Ia kadang bermain dan mencari makan di rumah, dan kadang-kadang keluyuran ke luar rumah dan baru pulang beberapa hari kemudian. Si Moli tumbuh menjadi kucing yang sedikit liar tetapi selalu tahu jalan pulang ke rumah. Meski nampak Cu’ek, tapi Sokran sangat sayang sama kucingnya. Sokran mendidik kucing menjadi kucing apa adanya yang siap menjalani hidup mandiri sesuai kebutuhan dan keinginannya.


 MENURUT KALIAN, gaya MENDIDIK anak KUCING yang MANA yang paling oke?


Suatu hari di Thole pergi kemping dengan teman-temannya, termasuk Soklan dan Rombeng. Ia sangat gembira. Sayang kegembiraan itu hanya sesaat, karena setibanya di rumah ia mendapati Si Anjie dalam keadaan sekarat. Ternyata kucingnya kelaparan karena tidak bisa makan dan e’e sendiri.... Dua jam dalam pelukan Thole, kucing malang itu pun akhirnya menghembuskan nafas terakir. Kasihan... Tragis!!


Rombeng yang juga pulang dari kemping mendapati  Si Joni dirumahnya tampak sedang stress. Rombeng pun ikut panik melihat kucingnya bertingkah aneh. Si Joni jadi agresif, Semua benda hitam yang melintas di depannya disergapnya. Kusen-kusen pintu lecet dicakarinya. Bahkan sofa kesayangan ibunya Rombeng terkoyak kena cakaran Si Joni yang sedang beranjak dewasa. 


Usut punya usut, Si Joni kehabisan tikus untuk diburu. Rumah Rombeng sudah bersih dari tikus karena saban hari diburu dan dimakan Si Joni. Pantesan... Sementara itu, Si Joni tidak bisa makan nasi dan ikan, karena dari semenjak kecil ia biasa makan tikus. ”Kalau bukan tikus bukan makan namanya”, begitu kata Si Joni. Sama seperti kita, kalau belum makan nasi belum makan rasanya...


Bagaimana dengan kucingnya Sokran?? Wah, menurut kabar, ia telah menghamili kucing tetangga....
Oalah,…Sokran,..Sokran,..



Minggu, 24 Februari 2013

obat sakit kepala mujarab ces pleng!!

kalau kepala-e situ lagi berdenyut-denyut, itu tandanya kepala-e situ sing fungsi-e mbungkus otak-e situ buat kerja mikir lagi protes, ojok buru-buru minum obat nek nggak mau kepalae situ tambah "Kopler" alias koplak dan teler. coba'en tips ndek bawah ini, sapa tau cocok buat situ:

carane gampang, cobak nek wis terasa pusing segera ae kening utawa bathuk e situ tempelno ndek lantai, posisi nungging, sebab kepala sing pusing itu tandae gak ada aliran darah sing masuk ndek otak, jadi otak juga butuh di isi darah dari jantung, mangkanya carane kayak gitu, kayak ngisi otak, di jungkelno. 

lha katae  Pak Dr Fidelma O'Leary, Phd Neuroscience dari St Edward's University, Dlm kajianne emang de,e nemokno bbrp urat syaraf ndek daleme otak manusia  emang ada yang nggak isa dimasuki darah, urat ini baru isa dimasuki darah pada sa'at awak e dewe iku mua posisi nungging utawa sujud.

Tetapi,..urat saraf ini hanya memerlukan darah utk bbrp saat tertentu saja. jadi ada waktu-waktu tertentu utawa jam-jam tertentu, waktu-waktu tersebut  adalah  pagi, baru bangun tidur, tengah hari, sore menjelang matahari tenggelam dan setelah matahari tenggelam, lalu malam harine waktu mau tidur. lho,..sik-sik lak podo karo waktu-waktu sholat sing wis di tetapno, subuh, zuhur, ashar, maghrib & 'Isya 

lho??

mangkane timbang njengking tok, mending sujud beneran ae, wudu sik cek seger, terus sholat, cek onok alasan gawe "ngecharge" otak, jadi siapa sing gak sujud, (baca-en: sholat) maka urat-urat syaraf diotaknya nggak nerima suplai darah sehingga otakke gak isa fungsi dengan normal.  mikir gak isok, bundel, dedel, buntet.:) 

satu lagi nih, katae Prof Hembing, begini, Otak kita ini merupakan pusat yang mengatur kegiatan manusia, yang didalamnya terdapat benyak sekali urat-urat syaraf yang sudah mempunyai tugasnya masing-masing tetapi, Karena letak otak di atas jantung, maka  jantung, hanya mampu memompakan darah 20% saja ke otak manusia, jadi harus dibantu dg sujud yg lebih lama agar menambah kekuatan aliran darah ke otak!  

nah, kalo gitu bener apa yg dikatakankan Nabi SAW, agar kita-kita ini sering  sujud lama-lama  pada rakaat ter-akhir, Manfa'at sujud lama-lama ini, diantaranya utk menolak pusing-pusing, migren-migren, menyegarkan otak, menajamkan akal pikiran (peka) melegakan sistim pernapasan, cobak en tah,..

btw ada yang tau nggak mengapa bentuk otak mirip orang sujud?   

 




Takjub padaMU

Dengarkan ini, dengan cara yang aneh  dan tidak kita duga Tuhan akan menjawab Do'a-do'a  kita,
minggu kemaren saya memohon, setidaknya saya butuh 10 juta untuk bulan ini, bayar cicilan rumah, bayar utang, beli susu, lain-lain.

Lah iya, lha Wong namanya juga Tuhan, semudah itulah Tuhan mengiyakan semua permintaan kita, tiba-tiba saja ada jalan,  saya harus memenuhi panggilan pekerjaan di Makasar, nilai kontraknya sedikit sekali, 1/5 bagian dari kontrak saya sebelum-sebelumnya, jelas nggak sampai tembus angka 10juta, tapi karena saya memang butuh uang, saya nggak pake mikir, ya wis lah, saya oke-in saja. tapi saya sempetkan nulis status di FB waktu itu, begini status saya

"walau hanya 1/5 dari biasanya, aku yakin yang 4/5 nya sudah Kau siapkan juga di sana, disisi yang lain, di sudut yang lain, di penjuru yang lain,.."

lho, ajaibnya lagi nih ya,..pas sampai di kantor lembaga yang nge-hire saya, yang bicara kok bukan direkturnya, karena direkturnya lagi sakit tenggorokan, nggak keluar suaranya sama sekali, dia hanya mencoret-coret dan menulis-nulis di buku untuk komunikasi dengan saya, yang bicara malah Tuhan, disitu kontrak saya tidak tertulis seperti kesepakatang ngomong di sms maupun telpon sebelumnya, disitu ditulis 10juta.  saya nggak kaget, tapi saya langsung ngelirik ke atas, trims ya, aku sudah dapatkan 10 jutaku minggu ini.

barusan ini aku memohon lagi,  20juta di bulan April, untuk membayar hutang saya total 10 jt, cicilan rumah 1tahun, 6,5jt. dan sisanya untuk liburan ke jogja sama ibu saya.

segala puju bagiMU Tuhan penguasa langit bumi dan alam semesta, apasih yang nggak mungkin buatMu??, semua pasti Mungkin olehMu.  


Sabtu, 23 Februari 2013

cerita dari bungkus cabe

suatu hari Muhammad bin Himyar pergi berburu, tiba2 dia dihadang oleh seekor ular.
" Hai Muhammiad bin Himyar, tolong aku dari kejaran musuhku, dia tidak jauh dari belakangku." katanya. Muhammad bin Himyar bertanya "dari golongan siapakah enkau?"
" dari golongan nabi Muhammad" jawab si ular.
ketika Muhammad bin Himyar menyuruhnya bersembunyi di balik bajunya si ular berkata " demi Allah, kalau aku bersembunyi disitu, musuhku akan tahu." katanya.
"lalu dimana aku harus menyembunyikannmu?"
" di dalam perutmu"
" aku takut kau akan membunuhku" kata Muhammad bin Himyar.
"demi Allah aku tidak akan membunuhmu" kata ular sambil masuk ke perutnya.
beberapa saat kemudian datanglah seorang lelaki yang memegang pedang " apalkah kau melihat musuhku?? seekor ular."
" tidak." jawab Muhammad bin Himyar, walau dengan berat hati berbohong. ketika orang itu sudah pergi maka ia menyuruh si ular keluar dari perutnya. "keluarlah, musuhmu sudah pergi."
ular itu menjawab " hai Muhammad bin Himyar, lupakah kau permusuhanku dengan adam hingga aku di keluarkan dari surga? mengapa kau berbuat baik pada orang yang curang dan tidak mengenal budi pekerti?"
" jika ingin membunuhku, berilah aku kesempatan untuk mengatur tempat matiku," kata Muhammad bin Himyar, ia pun berdoa. lalu datanglah seseorang yang berbau harum dan berkata, "wahai saudaraku, apa yang membuat wajahmu pucat??"
Muhammad bin Himyar menceritakan semua, orang itu menyuruh Muhammad bin Himyar mengunyah daun yang dibawanya, ketika daun tertelan perutnya terasa mulas, setelah buang air besar keluarlah potongan2 ular itu.
dan orang itu berpesan " Hai Muhammad bin Himyar, tetaplah berbuat baik karena itu akan menghindarkanmu dari kejahatan dan kebinasaan."
******

sajak deadline

ini kopi gelas kali ketiga,
masih sabar menunggu aku,
kenapa tak satu hurufpun segera mau berbaris?
apakah kalian tidak ingin segera bersekolah wahai kata-kata?
ayolah, segera berkumpul, bersikaplah sebagai kalimat yang dewasa,
kalian boleh berdiskusi, bermusyawarah atau saling berbantah
agar kalian tampak sebagai gugusan kalimat yang taat, pintar dan sholeh.

jadi? tetap tidak ada yang mau masuk terlebih dahulu??
baiklah,...mungkin ibu tinggal pergi jalan-jalan dulu
siapa tahu kalian memang malu-malu,..
atau malah belajar tipu-tipu,..

just now, sajak deadline

http://www.facebook.com/nina.budiono