Jumat, 03 Mei 2013

RONGGOWARSITO, ZAMAN EDAN, ZAMAN CACAT

PEMBUKA

Bangkitnya angkara murka
pujangga mengamati dan mencatat
heningkan cipta, matikan nafsu
menyingkap tabir kegaiban
tanda-tanda gerak zaman
yang penuh bahaya dan kesusahan
bagaikan utusan Tuhan
kabari dunia datangnya penderitaan

I
Martabat negara tampak tanpa rupa,
berantakan dan rusak
hukum dan aturan di injak-injak
tiadalagi teladan bijak
sang pujangga terdiam
duka, hatinya remuk redam
rasa ternista dan terhina
matahari kehidupan seakan padam
dunia kini telah penuh bencana

II
yang berkuasa raja utama
dengan patih yang cakap pula
para pejabat pandai dan berwibawa
para pegawai rajin dan setia
namun semua itu tak mampu mencegah kutukan zaman
yang malah makin menjadi kerusuhan silih berganti
nafsu angkara dimana-mana

III
Bangkit tangis di hatinya
pujangga melihat semua ini
gundah merajam jiwa
malu yang tak terobati
berbagai fitnah dan intrik
seakan menghibur bermanis muka
menyanjungkan segala puji
padahal semua hanya siasat
menikam jiwa tidak diwaspadai

IV
gosip dan rumor menebar
bagai angin membawa berita
janji pangkat dan kedudukan
namun semua hanya bualan
padahal jika dicerna
jadi pejabat untuk apa
bila menanam benih dosa
disiram air lupa
hanya akan berbunga bencana

V
Ternukil dalam paniti sastra
nasihat untuk selalu waspada
kala zaman sedang kena musibah
orang yang baik malah tersingkir
hendaknya itu cacat
jangan pernah ikuti
petuah-petuah tanpa isi
hanya akan menyiksa hati
lebih baik mendengar dongeng

VI
Yang dapat dijadikan teladan
menimbang yang baik dan keburukan
pasti tidak akan pernah kurang
kisah yang jadi tamsil
bagi persoalan hidup dan kehidupan
sehingga dapat temukan jawaban
dan bersiap untuk menerima
segala putusan takdir
dunia yang makn ruwet

VII
Hidup di zaman edan 
gelap jiwa bingung pikiran
turut edan hati tak tahan
jika tidak turut batin merana dan penasaran
tertindas dan kelaparan
tapi janji Tuhan sudah pasti
seuntung apapun orang yang lupa daratan
lebih selamat orang yang menjaga kesadaran.

VIII
Demikian itu ibarat seakan menolak padahal berminat
bukankah begitu sobat?,
orang mengira aku salah niat
padahal dalam hatiku
jauh keinginan untuk itu
usia makin tua dan ajalku makin dekat
lebih baik menarik diri dari dunia ramai
untuk mencari karunia ilahi

IX
Bagi mereka yang kuat hati
penuh anugerah dari yang Mahatinggi
dalam segala gerak kehidupannya
tidak pernah memburu dunia
kerena dengan kasihNya
Tuhan pasti akan membagi
dengan perantara mahlukNya
 manfaat yang sesuai dengan kebutuhan
meskipun kerja tak boleh ditinggalkan

X
segala tugas dijalani
dengan segenap kekuatan hati
tiada masalah dan persoalan
karena hikmah telah mengajarkan
bahwa manusia wajib berusaha
sebagai jalan menuju keselamatan
dalam mencari penghidupan
selalu ingat dan waspada
mengharap kasih sayang Tuhan

XI
ya Allah Ya Rasulullah
pemilik sifat welas dan asih
semoga berkenan melimpahkan
pertolongan yang mencukupi
didunia maupun kelak di akhirat nati
aku sadar akan hidupku yang kini telah diujung akhir
bagai senja yang merah
bagaimanakah akhir kisahku ini?
bimbingan Allah satu-satunya harapan

XII
semoga dikarunia sabar dan kekuatan
menjalani mati dalam kehidupan

kalis dari bencana dan keributan
jauh dari azab dan kutukan
dengan segenap jiwa ku renungkan
mensucikan lahir, bathin dan pikiran
bilakah akan berakhir kutukan zaman?
semuanya hanya bisa menanti
kehendak Tuhan Putusan tertingi

Sumber:
Zaman Edan,
Zaman Cacat, halaman 3-15
R. Ng. RonggowarsitoBentang.Mei 1998

Tidak ada komentar:

Posting Komentar